Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar berharap pembukaan Masjid Istiqlal di bulan suci Ramadan bisa dijadikan contoh bagi tempat ibadah umat muslim lain di Indonesia, bagaimana disiplin protokol kesehatan diindahkan oleh pengelola maupun para jemaahnya. "Poin yang ingin saya tegaskan di sini, insyallah, mudah mudahan Masjid Istiqlal ini bisa menjadi contoh untuk seluruh masjid di Indonesia bagaimana protokol kesehatan itu diindahkan," ucap Nasaruddin di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (9/4/2021). Adapun kata Nasaruddin, keputusan pembukaan Masjid Istiqlal berdasarkan sejumlah simulasi dan berbagai kesiapan antisipasi yang diterapkan pihak Masjid Istiqlal.
Diantaranya jumlah jemaah dibatasi hanya 2.000 orang atau 30 persen dari kapasitas tampung ruang utama. Jarak antar jemaah diatur dengan gap 2,5 meter, pada tempat wudhu juga disediakan hand sanitizer dan sabun. Pada area tempat wudhu, pihak Masjid Istiqlal melakukan pengawasan khusus untuk menghindari adanya penumpukan orang. Setiap malam selepas pelaksanaan ibadah terakhir, pihak Masjid Istiqlal juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan. Sudut lokasi yang teridentifikasi kerap dijadikan tempat berkerumun juga dilakukan penyemprotan.
"Kami sudah mengatur jarak 2,5 meter di antara satu jemaat dengan jemaat yang lain, kemudian handsanitizer, sabun di tempat tempat wudhu, kemudian tempat wudhunya juga kami kontrol, tidak boleh berkerumun," jelas Nasaruddin. "Jadi, setiap malam kita lakukan penyemprotan di istiqal ini," sambungnya.